-->
Kamis, 04 Agustus 2016

Ritual Gumbregan

Gumbreg adalah salah satu nama dari 30 Wuku dalam ilmu perbintangan Jawa, dalam satu wuku terdapat 7 hari atau satu minggu, namun di sini kami tidak akan membahas lebih jauh tentang pawukon ini.
Pada hari ini bertepatan dengan Kamis Legi Wuku Gumbreg, biasanya warga masyarakat dusun Karangtalun akan mengadakan ritual Gumbregan. 
Acara ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas karunia berupa Hasil Pertanian dan Peternakan, dan doa agar panen selalu melimpah dan penuh keberkahan serta dijaukan dari Sengkolo / terhindar dari mala petaka.
Pada kegiatan ini warga membuat Nasi Krawu, Jadah Ketan (jadah woran), Ketupat dan Cengkaruk (beras goreng tanpa minyak). Ketupat yang dibuat pada acara ini berbeda bentuknya dari ketupat untuk acara pada hari raya lebaran. 
ketupat gumbregan
Ada empat macam ketupat yang digunakan : 
1. ketupat lanang.
2. ketupat shinto. (bentuknya hampir mirip ketupat lebaran)
3. ketupat lepet.
4. ketupat bucu limo

jikalau diamati ketupat nomer 1 dan 2 ini merupakan simbol dari lingga yoni.

Acara gumbregan ini dilaksanakan pada bakda sholat Maghrib. Warga berkumpul di rumah Kamituo atau sesepuh dusun untuk mengadakan kondangan. Mereka membawa bekal Nasi Krawu ataupun Jadah Ketan. Dalam sesi kondangan disebutkan penghargaan terhadap Nabi Sulaiman, A.S. yang diyakini menguasai/menggembala Sato Kewan (seluruh hewan) serta dipanjatkan doa untuk semua peralatan pertanian yang terbuat dari besi/wesi aji.
Setelah kondangan selesai warga pun pulang ke rumah masing-masing. sesampai dirumah kemudian mengambil cengkaruk yang telah dibuat dan ditaburkan ke setiap kandang. Cengkaruk ini di khususkan untuk hewan ternak sukuro / hewan ternak berkaki dua. Pada saat menaburkan sambil mengucapkan doa dalam hati, Semoga ternak-ternak itu bisa babar cemangkar/ berkembang biak dengan cepat, terbebas dari segala macam bentuk penyakit.. 
Pada esok hari dilanjutkan dengan pemberian ketupat kepada hewan sukupat atau hewan ternak berkaki empat dengan ucapan doa yang sama. Selesai. 
Demikian acara ini dilakukan setiap wuku Gumbreg hari Kamis Legi, entah sejak kapan kegiatan ini dimulai, siapa yang mengajarkan, namun inilah Tradisi di dusun kami yang harus tetap dihargai, selama tidak menyimpang dari hukum agama... Wallohu 'alam bi showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar