-->
Rabu, 10 Juni 2015

Mata Air Gua Ngledhok

Sejarah penemuan Sumber Air Karangtalun  
Letak geografis dusun ini berada di daerah pegunungan kapur(* bacadisini)apabila musim kemarau tiba kebutuhan air bersih cukup sulit, karena hanya mengandalkan sumur dan telaga tadah hujan. Dan hal ini merupakan agenda tahunan sejak dulu. 
Pada  tahun 1987,  4 orang pemuda dusun Karangtalun yang masing-masing adalah kakak beradik yakni : WAGIMIN, KATIRIN (adik WAGIMIN), SUTARMAN dan MARIMAN ( adik SUTARMAN) mencoba memasuki gua kecil di kaki bukit sebelah selatan perkampungan dusun, untuk mencari sumber  air. Berbekal cerita dari para sesepuh dusun, bahwasanya dulu kala pada saat musim kemarau panjang mereka mengambil air di gua tersebut, namun karena faktor erosi gua ini perlahan2 tertimbung tanah, akibat dari kayu-kayu di sekitar mulut gua banyak ditebang. Perlu diketahui area gua ini dulunya adalah resan/danyangan wingit, yang ditumbuhi pohon-pohon besar, namun hutan kecil ini kemudian dibuka oleh seorang warga setempat.untuk dijadikan lahan pertanian.
Dengan berbekal peralatan seadanya keempat pemuda ini masuk ke dalam gua dengan membawa  lampu senter everyday, lampu minyak tanah teplok yang diberi galah (di maksud untuk mendeteksi gas beracun dalam gua), korek api, jerigen 5 literan, Linggis Palu tali dan tongkat dari bamboo.
Perjalanan masuk tidaklah mudah karena terkadang harus turun dengan tali, jongkok dan bahkan harus merangkak. Setelah beberapa menit berada dalam gua mereka menghentikan langkah, karena mendengar suara gemuruh. Keempat pemuda ini waspada apabila menemukan hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah dihampiri ternyata suara itu adalah mata air, mereka pun menjadi lega. Tanpa berpikir panjang mereka pun segera mengisi jerigennya sampai penuh dan keluar dari gua. Sesampai di luar gua salah satu dari mereka segera melaporkan kepada Kepala Dusun (Partorejo) atas penemuan sumber air ini. Warga pun menyambut dengan gembira, Saking gembiranya ada salah satu warga yang meneguk mentah-mentah air dari gua tersebut. 
Selanjutnya dengan kerja bakti, gua tersebut dibuat jalur tangga agar mempermudah akses keluar masuk untuk mengambil air. Kedalaman gua ini sekitar ± 12 m dan panjang ± 70 m dan diberi nama gua Ngledhok.
Penemuan ini pun pernah dimuat pada majalah Jayabaya tahun 1987.

POMPANISASI.
Setelah ditemukan sumber air ini, maka apabila musim kemarau telah tiba warga Karangtalun dan sekitarnya berduyun-duyun antri, untuk mengambil air di gua ini. Mereka berbekal jerigen dan lampu senter ataupun lampu minyak, keluar masuk gua untuk mengambil air. Masih terbayang saat penulis harus ikut antri dan mengangkat air dengan 2 jerigen di tangan kanan dan kiri sekaligus lampu senter naik turun tangga yang licin, pengap, gelap, nafas pun ngos-ngosan.


Selang beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 1993 ada program ABRI Masuk Desa (AMD ) dari Kodam V Brawijaya. Pada HUT Kodam V BRAWIJAYA ke-48 tahun 1993. Dengan bantuan inilah baru bisa dilakukan pompanisasi, Pengambilan air tidak perlu repot lagi keluar masuk ke dalam gua. Pompanisasi diilakukan menggunakan genset sebagai tenaga listrik, maklum waktu itu daerah ini belum ada jaringan listrik dari PLN. Bak penampungan pun dibuat di atas sebuah bukit dengan ketinggian ± 50 meter dari permukaan mulut gua. Kemudian disalurkan kembali ke titik kran di pertengahan dusun Karangtalun. Program ini berhasil berkat kerja sama ABRI (sekarang TNI) dengan warga Masyarakat. Kami atas nama warga dusun karangtalun menghaturkan terima kasih kepada Bapak-bapak ABRI (TNI) Kodam V BRAWIJAYA atas berhasilnya Pompanisasi Air Bersih di dusun Karangtalun Desa Gedompol Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan.
Pompanisasi Air Bersih

Seiring berjalannya waktu pada tahun 2004 terjadi kerusakan fatal pada mesin genset yang berdampak korsleting pada pompa air di dalam gua. Kejadian ini sempat membuat warga harus keluar masuk lagi ke dalam gua meskipun tidak berlangsung lama.

Mengingat Iuran Dana dari warga tidak mencukupi untuk biaya perbaikan peralatan ini, maka warga sepakat untuk mengajukan Proposal / permohonan bantuan kepada warga perantauan Karangtalun yang berada di Jakarta. Bantuan pun datang dalam bentuk pompa ukuran kecil yaitu Jet Pump, namun dengan alat ini untuk mensuplai air kepada seluruh kampung tidak mencukupi. Akhirnya warga kami mengajukan permohonan bantuan lagi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan melalui dinas terkait. Proposal bantuan pun diterima, sehingga mesin pompa air dan perangkat lainnya diganti dengan yang baru. Tenaga listriknya pun diganti dari genset menjadi jaringan PLN, karena untuk menghemat operasional. Selanjutnya Pengelolaan Air Pompaninsasi ini diserahkan sepenuhnya oleh warga Karangtalun secara swakelola, penyerahan ini diserahkan secara simbolis oleh pihak Pemda Pacitan yang dihadiri Oleh Kepala Desa, Camat, PDAM, Bappeda dan beberapa Dinas terkait lainnya. Bersamaan ini pula dibentuk kepengurusan yang baru yang terdiri dari BAMUS-AM (BadanMusyawarah Air Minum) dan BAPEL-AM (Badan Pelaksana Air Minum). Namun badan kepengurusan yang dibentuk Pemerintah Daerah ini tidak bisa berjalan dengan baik karena kurang pemahaman warga akan organisasi ini, disamping itu terlalu banyak pengurus sehingga tidak mencukupi dalam hal honorarium, maka dengan kesepakatan warga membentuk organisasi yang lebih sederhana berupa HIPPAM (Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum) sampai sekarang, yang diberi nama HIPPAM TIRTA KENCANA.

PIPANISASI.
Pada pertengahan tahun 2009 dengan pertimbangan untuk kemudahan pengelolaan serta penghematan penggunaan air, HIPPAM TIRTA KENCANA dengan kesepakatan warga dusun Karangtalun, mulailah disalurkan pipa air kerumah-rumah warga. Pelayanannya menggunakan system meteranlayaknya berlangganan dengan PDAM. Kini warga karangtalun sudah bisa dengan mudah mengambil air bersih dirumah masing-masing selain untuk kalangan sendiri, warga kami juga berbagi dengan dusun jlubang, yang letaknya 2 km sebelah timur dusun Karangtalun. Mata Air di dalam gua ini tergolong kecil dengan debit Air 0,13 m3/s apabila musim kemarau terlalu panjang mengalami kekurangan sehingga harus dibagi secara bergiliran.

Tulisan ini hanya untuk dokumen lingkup warga dusun Karangtalun saja .Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar